komputer.bondowoso
alfarikikomputer.blogspot.com
PENGARUH
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
PACARAN
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
saya ucapkan terimakasih kepada orang yang telah mendukung saya dari jauh
maupun dekat, saya sangat behagia atas partisipasi anda sekalian atas waktu
yang disempatkan untuk melihat blog ini.
Dengan bantuan anda semoga saya bisa mengembangkan blog ini untuk
menjadikan semua orang memiliki pengetahuan yang lebih .
bondowoso. alfariki
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................ 2
D. Manfaat.......................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................ 3
A. Pengertian Pacaran ........................................................................................ 3
B. Penyebab Pacaran di Usia Remaja................................................................. 4
C. Dampak Pacaran di Usia Remaja................................................................... 5
D. Dampak Pacaran Terhadap Prestasi belajar.................................................... 8
E. Cara Menghindari Dampak Negatif Dalam
Pacaran Di Usia Remaja 10
F. Pembimbingan Remaja yang Berpacaran....................................................... 12
BAB III. PENUTUP.................................................................................... 14
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah
masa yang indah. Banyak hal yang terjadi pada masa transisi remaja dari masa
kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia sedang dan
akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik,
sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan
positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi.
Salah satu hal yang
menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari
sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya.
Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasannya bila ada remaja yang belum punya
pacar berarti belum mempunyai identitas diri yang lengkap. Memang tidak dapat
dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan
kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit. Sebagian ada
yang mendifiniskan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido
seksual, atau pacaran hanya sebagai label “saya punya pacat dan mendogkrak
percaya diri”. Ataukah pacaran adalah suatu hal yang penting karena dengan
pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan
hidup untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tadi, maka perumusan masalah yang dapat dibuat adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian
pacaran?
2. Apa Penyebab Pacaran
Usia Dini?
3. Apa Saja Dampak
Pacaran Pada Diusia Dini?
4. Apa Saja Dampak
Berpacaran Terhadap Prestasi Belajar?
5. Bagaimana Kiat-Kiat Menghindari
Dampak Negatif Dalam Pacaran Di Usia Dini?
6. Siapa Pembimbingan
Remaja yang Berpacaran?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan
masalah yang kami buat sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apa
itu pacaran .
2. Agar dapat mengetahui
apa penyebab pacaran usia dini
3. Agar dapat mengetahui
dmpak apa saja kalau pacaran pada usia dini.
4. Menganalisa dampak
postif dan negatif berpacaran saat remaja terhadap prestasi
belajar.
5. Untuk mengetahui kiat-kiat menghindari dampak
negatif dalam pacaran di usia dini.
6. Cara orang tua
membimbing anak remaja pada saat masa pacaran.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat
diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi kalangan remaja
yang belum mengerti tentang berpacaran dengan baik hal ini dapat di jadikan
sebagai masukan dan pengetahuan
2. Bagi orang tua
penelitian ini dapat dijadikan sebagai pencerahan bagaiman membimbing
anak-ankanya saat berpacaran yang baik.
3. Memahami dengan baik
dampak positif yang di dapatkan berpacaran saat remaja
4. Memahami dengan baik
dampak negative yang di akibatkan berpacaran saat remaja dan di
harapkan untuk menjauhi dan menghindarinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pacaran.
Menurut DeGenova &
Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua
orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling
mengenal satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan
bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan
menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan
selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.
Benokraitis (1996)
menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu dengan
seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki
kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup.
Menurut Saxton (dalam Bowman, 1978), pacaran adalah suatu peristiwa yang telah
direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama antara dua orang (biasanya
dilakukan oleh kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis).
Kyns (1989)
menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan
jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini didasarkan
karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati masing-masing. Menurut
Reiss (dalam Duvall & Miller, 1985) pacaran adalah hubungan antara pria dan
wanita yang diwarnai keintiman. Menurut Papalia, Olds & Feldman (2004),
keintiman meliputi adanya rasa kepemilikan. Adanya keterbukaan untuk
mengungkapkan informasi penting mengenai diri pribadi kepada orang lain (self
disclosure) menjadi elemen utama dari keintiman.
Berdasarkan
pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan pengertian pacaran adalah
serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman (seperti adanya rasa
kepemilikan dan keterbukaan diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria
dan wanita yang belum menikah dengan tujuan untuk saling mnengenal dan melihat
kesesuaian antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.
B. Penyebab Pacaran di
Usia Remaja
1. Globalisasi
Globalisasi pada masa
sekarang ini tidak dapat lagi dibendung. Globalisasi yang paling
mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat berkembangnya
internet. Dari situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya
bangsa barat yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti konsuntif,
hedonisme dan gonta-ganti pasangan hidup. Sehingga mendorong para remaja untuk
berpacaran di usia dini.
2. Membuktikan diri cukup
menarik
Pada saat ini,
para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh
orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi
mereka merupakan salah satu bentuk gensi yang membanggakan. Selain itu, pacar
merupakan sesuatu yang dapat membuktikan bahwa mereka cukup menarik dan patut
untuk mendapat perhatian dari lingkungan sekelilingnya.
3. Adanya pengaruh kawan
Di kalangan remaja,
memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi tersendiri. Makin
banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya.
Akan tetapi, jika
tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecawaan. Sebab
kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup tertentu pula
seperti halnya berpacaran. Apabila si remaja berusaha mengikuti tetapi tidak
sanggup memenuhinya maka remaja tersebut kemunginan besar akan di jauhi oleh
teman-temannya.
C. Dampak Pacaran Di Usia
Remaja
1. Dampak Positif
a. Belajar bersosialisasi
Dengan berpacaran kita akan mampu
bersosialisasi dengan pasangan kita, sehingga kita mampu mengetahui
karakteristik seseorang dan membuat kita tidak canggung dalam bersosialisasi
dengan orang asing yang baru kita jumpai. Karena kita telah belajar
bersosialisasi dengan pasangan kita.
b. Mempelajari
karakteristik berbagai macam orang
Namun, kalau
kita perhatikan apa yang dapat remaja lakukan ketika dia mendapati bahwa
pasangannya itu tidak cocok dengannya? Kata yang keluar adalah ‘putus’!
Bukannya mencoba untuk bisa mengerti satu sama lain, para remaja hanya
mempelajari untuk bercerai. Bagaimana tidak? Karena faktor usia yang dibawakan
dalam diri hanya emosi sesaat.
Jika dikatakan
alangkah lebih menyenangkan untuk mempelajari diri sendiri dulu, membenahi
diri, dan berupaya untuk bisa beradaptasi dengan banyak orang. Ketimbang mengikatkan
diri dengan satu orang yang kadang kala membuat sakit hati, lebih baik seorang
remaja mencoba untuk berbaur dengan yang lainnya. Di situ dia bisa ‘mempelajari
karakteristik orang lain’. Dan, dia juga sedang mempelajari dirinya sendiri
tentunya.
Setelah dia bisa
mengendalikan emosinya – ini merupakan saat yang tepat untuk berpacaran –
tentunya dia sudah berani berkomitmen. Jadi, berpacaran bukan hanya untuk
having fun. Tidaklah pantas menurut penulis jika seseorang mempermainkan
perasaan orang lain. Lagipula, masa remaja yang penuh gejolak ini akan sangat
memberikan keragu-raguan dalam hal berpacaran. Maka dari itu, beberapa orang
tua melarang anaknya untuk berpacaran (walau ada juga yang tidak).
2. Dampak Negatif
a. Kekerasan fisik
Koalisi Antikekerasan
di Alabama menyebutkan bahwa satu dari tiga anak mengalami kekerasan fisik
selama pacaran usia dini. Bentuknya seperti mendorong, memukul, mencekik, dan
membunuh. Kejahatan tersebut sangat tertutup karena pihak korban ataupun pelaku
tidak mengakui adanya masalah selama hubungan kencan. Penyebab kekerasan fisik
pada remaja di antaranya kecemburuan, sifat posesif, dan temperamen dari
pasangan si anak remaja. Pelaku, misalnya, mengontrol cara berpakaian si anak.
Hal itu sebenarnya adalah bentuk kekerasan, yang sering kali dilihat oleh si
anak sebagai bentuk perhatian.
b. Kekerasan seksual
Pemerkosaan dalam
pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran. Komisi Nasional
Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia
mengategorikan kekerasan jenis itu sebagai kekerasan dalam pacaran (KDP). KDP
secara seksual terjadi ketika seseorang diserang secara seksual oleh orang lain
yang dikenal dan dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual dapat juga
terjadi saat korban mabuk di suatu pesta, misalnya. Pesta menjadi ajang yang
paling mudah bagi pelaku untuk mengincar remaja dengan lebih dahulu memberikan
narkoba, kemudian menjadikannya korban kekerasan seksual.
c. Cenderung menjadi pribadi yang rapuh
Anak remaja yang mulai
pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala, perut dan
pinggang. Mereka juga lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya yang belum
pernah pacaran. Seseorang, yang mengenal cinta lebih dini cenderung
menjadi pribadi yang rapuh, sakit-sakitan, merasa tidak aman dan mudah depresi,
contohnya remaja, akan memiliki alarm rasa sakit yang lebih tinggi, terutama
jika remaja itu menjalin hubungan yang buruk dengan pasangannya.
Mereka punya
kecenderungan tingkat rasa sakit yang lebih mendalam. Mereka benar-benar
meresapi perasaan buruk seperti sedih atau kesal karena secara psikologi mereka
sudah mengenalnya ketika berhubungan dengan pasangannya. Akibat terlalu
mendalami perasaan sedih dan emosional itu adalah depresi dan penyakit lainnya.
Karena terlalu sedih atau marah, perasan depresi pun bisa muncul. Akibatnya
mereka jadi tidak mau makan, kurang tidur atau tidak mau melakukan apa-apa.
Dari situlah muncul penyakit-penyakit seperti pusing, sakit perut dan lainnya
Mereka yang mengenal
cinta dan mengalami masalah dalam berhubungan dengan pasangan lebih dulu
memiliki pandangan yang lebih serius dan sikap yang lebih tertutup. Hal itu
memicu perasaan stres dan penyakit fisik lainnya.
d. Kehamilan dan
penularan penyakit menular seksual
Anak yang berpacaran
di usia dini mengarah pada kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan
hubungan seksual. Hal itu sangat memungkinkan terjadinya kehamilan dan
penularan penyakit menular seksual (PMS). Menurut The Centers for Disease
Control (CDC), kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok
umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS.
Sekedar mengingatkan
bahaya kehamilan pada remaja:
1. Hancurnya masa depan
karena tidak bisa melanjutkan sekolah.
2. Remaja wanita yang
terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan
fisiknya belum siap.
3. Pasangan pengantin
remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena terpaksa kawin
karena nafsu, bukan karena cinta).
4. Remaja wanita yang
berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis (dukun bayi, tenaga
tradisional) sering mengalami kematian karena mengalami sakit dan pendarahan
yang hebat.
5. Pengguguran kandungan
yang diperbolehkan oleh undang-undang, kecuali indikasi medis (misalnya si ibu
sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan kehamilan dapat timbul kematian).
Baik yang meminta, pelakunya maupun yang mengantar dapat dihukum berat .
6. Bayi yang dilahirkan
dari perkawinan remaja, sering mengalami kecacatan dan gangguan kejiwaan saat
ia dewasa.
7. Jadi bahan pembicaraan
dan ejekan masyarakat sekitar .
8. Stress berkepanjangan dan bisa jadi
GILA.
e. Menurunkan konsentrasi
Hal ini terjadi jika
remaja telah mengakhiri hubungan dengan pacarnya sehingga emosinya
menjadi labil, konsentrasi menjadi buyar karena terus memikirkan pacarnya sehingga
remaja tersebut tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan kepadanya
dan mengerjakan ulangan dengan baik sehingga dapat menurunkan prestasi remaja
tersebut.
f. Menguras harta
Akan menguras harta,
karena orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya, bahkan uang
yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk membelikan hadiah untuk
pacarnya.
D. Dampak Berpacaran
Terhadap Prestasi Belajar
Bagi remaja (siswa)
pacaran merupakan sesuatu yang sudah biasa dilihat atau juga dilakukan oleh
para remaja (siswa), secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut dapat
berpengaruh terhadap prestasi belajar mereka menjadi menurun atau semakin giat
belajar, Berpacaran dapat membuat prestasi belajar seorang siswa menurun antara
lain contoh-contoh tersebut adalah sebagai berikut, ketika belajar seorang
siswa yang berpacaran pasti akan terganggu konsentrasinya untuk belajar karena
pasanganya selalu mengirim SMS kepadanya dan siswa tersebut pasti hanya fokus
untuk membalas SMS pasangan dan melupakan waktu belajarnya, kemudian siswa yang
berpacaran juga dapat membuat malas untuk masuk sekolah di saat bertengkar
dengan pasangan atau berpisah dengan pasangan karena malas bertemu denganya di
sekolah, mungkin beberapa contoh tadi dapat mewakili dampak negative yang
ditimbulkan berpacaran pada saat usia remaja mesi masih banyak contoh-contoh
lainya.
Berpacaran dapat pula
membuat prestasi belajar seorang remaja (siswa) meningkat dan semakin giat
belajar antara lain contoh-contoh tersebut adalah sebagai berikut, pada saat
seorang siswa yang sedang berpacaran mereka dapat merasa tidak ingin kalah dari
pasanganya dalam hal apapun karena di saat dia kalah dari pasanganya maka dia
akan merasa malu dan ingin melebihi apa yang di raih pasanganya itu terutama
dalam hal pelajaran teradang mereka membuat suatu permainan kecil dimana
apabila salah satu seorang pasangan mendapat nilai yang jelek dari pasanganya
maka pasangan yang menang dia dapat meminta apa saja pada pasanganya tetapi
dalam batas kewajaran seperti dibelikan coklat,snack dll. Hal tersebut juga
dapat membuat mereka menjadi giat belajar dan apabila seoarang siswa yang
sedang berpacaran maka mereka akan selalu ingin masuk sekolah setiap hari
karena ingin bertemu pasanganya hal ini juga dapat mempengaruhi absensi siswa
dapat juga menjadi dorongan semangat untuk lebih giat belajar.
Dari beberapa hal
diatas seorang remaja (siswa) yang berpacaran hendaknya mendapt bimbingan dari
guru terutamanya adalah orang tua sehingga mereka dapat mendapat sisi positif
dan terhindar dari sisi negative yang di timbulkan.
E. Kiat-Kiat Menghindari
Dampak Negatif Dalam Pacaran Di Usia Remaja
a) Hati-hati berpacaran
Setelah melalui fase
“ketertarikan” maka mulailah pada fase saling mengenal lebih jauh alias
berpacaran. Saat ini adalah saat paling tepat untuk mengenal pribadi dari
masing-masing pasangan. Sayangnya, tujuan untuk mengenal pribadi lebih dekat,
sering disertai aktivitas seksual yang berlebihan. Makna pengenalan pribadi
berubah menjadi pelampiasan hawa nafsu dari masing-masing pasangan. Ungkapan
kasih sayang tidak seharusnya diwujudkan dalam bentuk aktivitas seksual. Saling
memberi perhatian, merancang cita-cita serta membuka diri terhadap kekurangan
masing-masing merupakan bagian penting dalam masa berpacaran. Aktivitas fisik
seperti saling menyentuh, mengungkapkan perasaan kasih sayang, ciuman kasih
sayang adalah hal tidak terlalu penting, namun sering dianggap sebagai bagian
yang indah dari masa berpacaran. Pada batas-batas tertentu hal ini dapat
diterima, namun lebih dari aktivitas tersebut, apalagi pada hal-hal yang
menjurus pada hubungan seksual tidak dapat diterima oleh norma yang kita anut.
Karena justru aktivitas seksual akan mengotori makna dari pacaran itu sendiri.
b) No Seks
Katakan “tidak pada
seks”, jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas. Terutama
bagi remaja putri permintaan seks sebagai “bukti cinta”, jangan dipenuhi, cuma
ngapusi ! Karena yang paling rugi adalah pihak wanita. Ingat, sekali wanita
kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia akan menderita, karena norma yang
dianut dalam masyarakat kita masih tetap mengagungkan kesucian. Berbeda dengan
wanita, keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan, sementara dengan
pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis masih utuh
selaput daranya atau tidak. Kepuasan cuma sesaat , penderitaan akan selalu
menghantui . Ingat !!!
c) Rem Keimanan
Iman, merupakan rem paling
pakem dalam berpacaran. Justru penilaian kepribadian pasangan dapat dinilai
saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang
dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik. Untuk itu,
“Say Good Bye” sajalah…! Masih banyak pria dan wanita lain yang mempunyai iman
dan moral yang baik yang kelak dapat membantu keluarga bahagia.
d) Kiat Sadar Diri
1. Niatkan bahwa tujuan
berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat dan belajar untuk memahami
karakter lawan jenis.
2. Hindari pacaran di
tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung atau mendukung untuk
aktivitas seksual.
3. Hindari makan dan
minuman yang merangsang sebelum/selama pacaran.
4. Hindari bacaan/film
porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.
5. Jangan dituruti kalau
pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan.
Oleh karena itu bahwa
gaya pacaran yang sehat merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Gaya pacaran yang sehat mencakup
berbagai unsur yaitu sebagai berikut:
1. Sehat Fisik.
Tidak ada kekerasan
dalam berpacaran. Dilarang saling memukul, menampar ataupun menendang.
2. Sehat Emosional.
Hubungan terjalin
dengan baik dan nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Harus mengenali
emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Harus mampu mengungkapkan dan
mengendalikan emosi dengan baik.
3. Sehat Sosial.
Pacaran tidak
mengikat, maksudnya hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga agar
tidak merasa asing di lingkungan sendiri. Tidak baik apabila seharian penuh
bersama dengan pacar.
4. Sehat Seksual.
Dalam berpacaran kita
harus saling menjaga, yaitu tidak melakukan hal-hal yang beresiko. Jangan
sampai melakukan aktivitas-aktivitas yang beresiko, seperti berciuman hebat
(kissing), berpelukan hebat (petting), meraba-raba bagian sensitif wanita dan
apalagi melakukan hubungan seks. ” SAY NO TO SEKS “
F. Pembimbingan Remaja
yang Berpacaran
Bagaimanapun seorang
remaja(siswa) yang berpacaran, berpacaran memiliki dampak negative yang lebih
banyak di bandingkan dampak postifnya oleh karena itu peranan orang tua dan
guru sangat di perlukan untuk membimbing para remaja agar terhindar dari
prilaku-prilaku negative yang ditimbulkan berpacaran.
Beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh orang tua untuk membimbing anak-anaknya adalah memantau
dan slalu mengawasi kegiatan mereka apakah mereka dapat menepatkan waktu yang
tepat atau tidak seperti saat belajar maka harus belajar dll. Hal itu dapat
membuat mereka tidak melupakan kegiatan belajarnya karena terlalu memikirkan
hubunganya, selain itu orang tua juga dapat mengajarkan hal-hal apa yang di
larang oleh agama kepada seseorang yang bukan muhrimnya sehingga prilaku
negative dapat dihindarkan akibat berpacaran.
Guru adalah salah satu
yang sangat berperan dalam prestasi belajar disekolah bagi seorang siswa dimana
guru merupakan orang tua setelah di sekolah selain di rumah ada ayah dan
ibu,peran guru dalam membimbing siswa yang berpacaran agar tidak menurun
prestasi belajarnya adalah dengan cara selalu memberi nasihat semangat dan
dorongan kepada siswa dan tak lupa mengajarakan bagaimana berpacaran yang baik
dan tidak melupakan kewajiban belajaranya selain hal tersebut seorang guru
dapat pula mengajarkan mana hal yang baik dan buruk terutama pada guru agama
sehingga mereka dapat mengerti dan menghindari perilaku yang tidak baik pada
saat berpacaran.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya
berpacaran saat remaja merupakan hal yang tidak baik karena secara usia dan
psikologi seorang remaja belum siap, tetapi apabila hanya untuk mengenal
satu-sama lain dan dalam batas sewajarnya hal tersebut tidak apa-apa dilakukan
terutama untuk meningkatkan prestasi belajar mereka sendiri selain itu peran
orang tua dan guru sangat penting agar mereka tidak terjerumus dalam
prilaku-prilaku tidak biak yang ditimbulkan.
B. Saran
Dalam melakukan
hubungan pada saat remaja seperti berpacaran, hendaknya seorang remaja seperti
kita hanya focus untuk belajar saja dan meraih cita-cita, menyadari dalam
berpacaran usia seperti kita ini selayaknya belum mencukupi dan belum matang
untuk hubungan yang lebih serius karena belum siap dalam berbagai aspek hal
yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. (2010). “Pengaruh Pacaran Terhadap
Prestasi Belajar Siswa”. Retrieved Desember 10, 2013, from
anneahira.com/Pengaruh Pacaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa.htmlp
Seo, Dany. (2013). Retrieved Desember 10,
2013, from Makalah Bahasa Indonesia Pengaruh Berpacaran Saat Usia Remaja ~
Pusat Sekolah.htm
It's right.. semangat terus kembangkan bakat yg anda miliki
BalasHapusTerimakasih . atas supportnya
Hapus